Selasa, 14 Mei 2013

REVIEW Novel Terjemahan Korea: My Name is Kim Sam Soon by Ji Su Hyun

My Name is Kim Sam Soon

Namanya Kim Sam Soon, nama yang sungguh kampungan. Sam Soon sangat membenci nama itu selama 29 tahun hidupnya. Karena saat dilahirkan, Kakeknya sangat marah akhirnya ia di beri nama seperti itu. Dari sinilah Sam Soon merasa namanya membawa sial. Kesialan itu benar-benar tanpa akhir! Tak hanya ditertawakan orang saat namanya disebut, tapi ia kini diputuskan dan dihianati oleh pacarnya di usianya yang hampir 30 tahun. 

“Bagi wanita berusia 30 tahun, lebih mungkin terkena ledakan bom atom daripada menemukan pria yang tepat”

Sam Soon benar-benar tidak beruntung! Saat patah hati seperti itu pun ia masih harus mengikuti perjodohan yang dilakukan ibunya dan berakhir sial, yaitu terjebak dalam kamar mandi pria dengan bra-nya yang robek. Saat itu pula seseorang pria memergokinya, pria yang sebelumnya juga melakukan perjodohan dan sengaja mengusir wanita itu dengan kasar.  

“Aku harus mengganti namaku menjadi Kim Hee Jin!”

Hari-hari benar-benar melelahkan bagi Sam Soon. Ia dipertemukan kembali dengan mantannya yang ternyata akan bertunangan dengan musuhnya saat SMA dulu. Mereka berdua memesan kue pertunangan di tempat Sam Soon bekerja. Kemarahan Sam Soon ia lampiaskan ke kue pertunangan yang ia bubuhi dengan bubuk cabai dan berakhirlah ia tanpa perkerjaan.

Penderitaan tanpa akhir! Saat ia berlatih mengemudi, mobilnya menabrak mobil mewah yang pemiliknya adalah lelaki psyco itu. Laki-laki yang menugusir teman wanitanya saat perjodohan dan memergokinya setengah telanjang di kamar mandi. Namun tak di sangka, pertemuan sial itu membawa Sam Soon ke pekerjaannya. Laki-laki itu, Jang Do Young, adalah pemilik restoran dan membutuhkan patissier.

Jumat, 03 Mei 2013

KAJIAN GEOGRAFI PERTANIAN, TEORI VON THUNEN, DUALISME BOEKE, DAN INVOLUSI PERTANIAN GREETZ


Lagi-lagi share tugas.. mohon gunakan artikel ini dengan bijak dan lebih pintar. Tidak mentah begitu saja karena saya juga memiliki banyak kekurangan...

TEORI POLA PRODUKSI VON THUNEN

Johann Heinrich Von Thunen (1783-1850), seorang ahli ekonomi Jerman menuliskan pemikirannya dalam buku Der isoliertee Staat (The isolated State atau Negara yang Terisolasi) . Ia membahas tentang teori lokasi pertanian dimana jarak pasar dengan lokasi pertanian akan mempengaruhi harga produksi yang berdasarkan pada perbedaan sewa tanah. Nilai suatu lahan akan tergantung pada penggunaan lahan serta jaraknya dari pasar. Semakin dekat suatu unit lahan dengan pusat perkotaan (pasar) maka nilai/harga sewa tanah akan semakin tinggi, dan sebaliknya semakin jauh suatu lahan dari pusat kota maka nilai/harga tanah akan semakin rendah. 
Teorinya Von Thunen terbagi dalam dua teori. Intensity theory dan crop theory. Pertama, teori Intensitas, di mana hanya ada satu pertaian yang tumbuh di suatu daerah yang terisolasi. Ia berpendapat bahwa:
“growing the crop without a fallow, and thus using much labour, would give a high economic rent near the town, but with increasing distance from market the price receive by farmers fell. For the price at the market was reduced by the cost of transportation the crop to market. Consequently economic rent would also decline with increasing distance from the market (David Grigg, 1995:116)” 
     Dapat dilihat pada gambaran di atas bahwa setiap daerah yang semakin jauh dengan posat kota maka sewa/nilai lahannya akansemakin menurun. Hal ini karena adanya pengaruh tambahan biaya transportasi yang diperlukan untuk menggangkut hasil pertanian ke pusat kota sehingga menurunkan harga/nilai lahan yang semakin jauh dari pusat. 
Kemudian teori yang kedua adalah The Crop Theory. Ia berpendapat bahwa 
“The farmer who wished to maximize economic rent would change the combination of crops and animals that they kept-or type of agriculture- as distance from the market increased, and the hence the price received at the farm gate declined (David Grigg, 1995:116).”
     Teori ini menyatakan bahwa pettani harus melakukan inovasi pertanian yang nantinya bertujuan untuk mengurangi biaya transportasi dan memaksimalkan keuntungan. Pada teori ini mulai dilakukan variasi pertanian dimana penggunaan lahan disesuaikan dengan jenis tanaman yang ditanam. Semakin jauh dari pusat maka jenis tanaman akan berubah sesuai dengan pertimbangan harga produksi.